Situsehat - Gara-gara virus corona, aktivitas manusia harus berubah bahkan terbatas. Meski diberi kesempatan work form home ataupun anak-anak belajar di rumah, bukan berarti pulang kampung jadi pilihan yang tepat. Bagaimanapun juga penularan virus corona bisa terjadi di mana saja, bahkan bisa jadi perpindahan orang juga membawa virus.
Nggak asik dong kalau pas pulang kampung malah bawa oleh-oleh virus corona? Bukan senang malah bikin sedih keluarga. Oleh karena itu larangan mudik atau pulang kampung jadi lebih baik sampai kondisi aman terkendali. Nih ada empat alasan kenapa kamu nggak perlu mudik dulu ataupun bepergian.
Pemudik berisiko menularkan virus
Salah satu alasan kenapa masyarakat dilarang mudik adalah agar tidak menularkan virus corona kepada sanak saudara maupun tetangga di kampung halaman. Orang yang berpindah tempat dari zona merah berisiko tinggi membawa virus dan bisa menularkannya kepada orang lain. Apalagi ada orang tanpa gejala yang dikhawatirkan bisa jadi pembawa virus.
Gagal physical distancing
Physical distancing atau jaga jarak fisik dimaksudkan untuk mencegah penyebaran COVID-19. masyarakat diminta untuk menghindari keramaian, menjaga jarak fisik dengan orang lain, tidak bersentuhan. Bahkan, pembatasan ini sampai pada diliburkannya aktivitas belajar di sekolah, beribadah di tempat ibadah dilaksanakan di rumah, serta bekerja pun dari rumah untuk mengurangi pertemuaan antarorang. Jika banyak orang nekat bepergian apalagi mudik hanya akan sia-sia. Physical distaning berujung gagal.
Pemudik = ODP
Pemudik dari daerah episentrum COVID-19, zona merah COVID-19 ataupun daerah yang sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tiba di kampung atau desa langsung berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Orang tersebut memiliki riwayat perjalanan dari daerah dengan kasus COVID-19 yang tinggi.
Pemudik berisiko terpapar virus dan membawa virus corona menuju ke desa. Sampai daerah tujuan, wajib melapor pada pengurus dusun, relawan dusun, ataupun faskes terdekat. Pemudik juga wajib isolasi mandiri selama 14 hari.
Faskes daerah minim
Perlu disadari bahwa fasilitas kesehatan di desa itu tidak selengkap perkotaan. Apalagi faskes di pedesaan belum begitu siap menangani COVID-19. Tenaga kesehatan di daerah tidak sesiap seperti di pusat. Sehingga penanganannya bisa lebih lambat.
Tinggalkan komentar