Situsehat - Pesatnya perkembangan teknologi pada bidang kesehatan menjadi solusi bagi pasangan suami istri yang kesulitan memiliki anak. Bayi tabung (in vitro fertilization/IVF) jadi pilihan untuk lekas mendapatkan keturunan. Awalnya, program bayi tabung diminati pasutri yang sudah bertahun-tahun menikah tapi belum juga memiliki anak.
Umumnya, karena ada gangguan kesuburan yang tidak bisa teratasi atau tidak diketahui sebabnya. Makin ke sini program bayi tabung kian diminati meski baru beberapa bulan menikah.
Sebagai pengingat nih, usia pernikahan entah sudah lebih dari lima tahun tetapi belum juga memiliki momongan, tak bisa jadi indikator seorang perempuan dikatakan susah hamil. Kriteria susah hamil itu kalau kamu dan pasangan sah sudah rutin melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu selama setahun tapi belum juga berhasil hamil. Jika sudah sering melakukannya tapi impian memiliki anak belum terwujud, wajar kalau kehamilan belum terjadi. Apakah bayi tabung bisa jadi solusi yang pas?
Metode program kehamilannya dengan cara sel telur dibuahi oleh sperma di luar tubuh, yakni di dalam sebuah tabung. Usai penggabungan, sel telur yang sudah dibuahi (embrio) akan diletakkan kembali pada rahim. Prosedur bayi tabung dilakukan setelah konsumsi obat-obatan, suntik hormon, pengambilan sel telur dan rangkaian tes kesehatan seperti tes darah.
Suntikan hormon diberikan kepada pihak perempuan agar memproduksi beberapa sel telur sekaligus. Tes darah atau ultrasound wajib dilakukan untuk menentukan kesiapan pengambilan sel telur. Kalau sel telur sudah berhasil dikeluarkan maka akan dipertemukan dengan sperma. Embrio hasil pembuahan yang sudah cukup matang akan dimasukkan ke dalam rahim. Setidaknya ada 3 embrio yang dimasukkan ke dalam rahim. Dokter akan memasukkan semacam kateter ke dalam vagina sampai ke dalam rahim.
Prosesnya butuh kesabaran ekstra dan nggak bisa semau gue. Tingkat keberhasilan program bayi tabung dengan biaya puluhan juta hingga ratusan juta itu bergantung pada berbagai faktor seperti usia ibu, sejarah reproduksi, dan gaya hidup. Apakah uang yang dikeluarkan impas dengan hasilnya? Risiko kegagalan bayi tabung bisa terjadi. Risiko lainnya saat prosedur pengambulan sel telur bisa mengakibatkan infeksi atau perdarahan.
Saat sudah dinyatakan positif hamil, bumil lebih berhati-hati menjaga diri dan calon bayi. Stres bisa kerap menghampiri karena prosedur bayi tabung yang tak mudah. Keguguran, kelahiran prematur, cacat fisik, kehamilan di luar rahim. Hal inilah yang bisa jadi pertimbangan sebelum memutuskan program kehamilan bayi tabung. Kalau sudah ada niat pastinya akan dilakukan sepenuh hati dong.
Tinggalkan komentar