Situsehat - Hiperventilasi atau bernapas berlebihan terjadi sebagai salah satu serangan panik. Kondisi hiperventilasi terjadi saat kamu lebih banyak mengeluarkan karbon dioksida daripada menghirupnya sehingga karbon dioksida dalam tubuh jadi berkurang. Kurangnya karbon dioksida memicu penyempitan pembuluh darah yang memasok darah ke otak.
Panik dan stres yang tak terkendali mengakibatkan pernapasanmu jadi nggak karuan dan lebih cepat. Siapa saja bisa mengalaminya secara mendadak tapi kasus ini jarang terjadi. Hiperventilasi ini dipicu oleh rasa panik karena ketakutan, stres, maupun fobia. Inilah respon atau ekspresi emosional orang-orang.
Bahaya enggak sih? Kamu bisa merasa seperti melayang, kesemutan pada jari, bahkan saking cepatnya bernapas bisa kehilangan kesadaran alias pingsan.. Masalah hiperventilasi juga bisa dialami saat kamu pergi ke tempat yang ketinggiannya lebih dari 6.000 kaki. Selain itu, napas berlebihan juga disebabkan oleh asma dan cedera kepala.
Nggak cuma karena masalah panik dan stres tetapi penyebab lainnya yang patut dicurigai adalah infeksi paru-paru. Pada kasus ini perlu dilakukan tes darah, tes gas darah arteri, dan rontgen dada. Tes darah dilakukan untuk mengecek jumlah oksigen dan karbondioksida. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kepastian apakah hiperventilasi menyebabkan menurunnya kadar karbon dioksida dalam darah.
Pemicu hiperventilasi lainnya adalah efek dari obat stimulan, serangan jantung, komplikasi tekanan darah tinggi pada penderita diabetes tipe 1. Mungkin kamu pernah mengalami hiperventilasi tapi nggak pernah menyadari tanda atau gejalanya. Indikasi dari hiperventilasi itu seperti bernapas cepat atau laju pernapasannya meningkat. Pusing dan kebingungan bahkan semakin lama tubuh jadi lemas, kesemutan, dan mati rasa. Umumnya, ketika panik menyerang memang mudah berkeringat, penglihatan jadi buram, sakit kepala hingga kehilangan kesadaran.
Bernapas berlebih itu buruk bagi kesehatan terutama karena menimbulkan masalah pernapasan. Saat menghirup udara maka oksigen masuk ke aliran darah kita. Saat menghembuskan napas maka tubuh membuang karbon dioksida. Ketika panik menyerang pernapasan kita cenderung terengah-engah atau ngos-ngosan sehingga ada kemungkinan sebenarnya tubuh kita perlu berhenti membuang karbon dioksida. Pasalnya, karbon dioksida berperan menentukan berapa banyak oksigen yang masuk ke aliran darah.
Alkalosis pernapasan diakibatkan oleh kondisi hiperventilasi. Kondisinya cairan tubuh menjadi lebih basa dari normal. Peningkatan pernapasan ini membuat paru-paru mengambil oksigen lebih dari yang dibutuhkan. Ada dua jenis alkalosis pernapasan. Pertama, alkalosis pernapasan akut terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan orang yang terkena jadi kehilangan kesadaran. Kedua, alkaliosis pernapasan kronis terjadi bertahap yang biasanya disebut kompensasi metabolik.
Tetaplah tenang dalam keadaan tertentu yang mendesak dan membuat panik. Meski tak mudah mengontrol diri saat panik tetapi latihan pernapasan dan meditasi akan membantumu terhindar dari serangan panik.
Tinggalkan komentar