Anti Hoax

Benarkah Penderita GERD Tidak Boleh Makan Santan?

Situsehat - Penyakit GERD tidak leluasa menyantap makanan karena bisa memicu gangguan pencernaan. Gastroesophageal reflux disease adalah kondisi isi lambung secara teratur naik kembali ke kerongkongan. Kenaikan ini bisa berlangsung jangka panjang dan menyebabkan gejala tidak nyaman seperti heartburn dan nyeri di perut bagian atas.

Saat GERD kambung, katup esofagus yang seharusnya terbuka dan tertutup itu gagal menjalankan tugasnya. Katup esofagus terbuka kembali sehingga memberi celah asam di dalam lambung naik ke kerongkongan. Refluks asam lambung ini rentan terjadi pada orang-orang kurang olahraga atau olahraga berlebih, obesitas, punya kebiasaan merokok, serta penggunaan obat-obatan. Obat yang dimaksud seperti pereda nyeri, asma, antihistamin, antidepresan.

Umumnya, dokter akan menyarankan untuk mengindari makanan tertentu untuk menghindari kambuhnya GERD. Penderita GERD juga diminta untuk mengurangi ataupun berhenti mengonsumsi sejumlah makanan agar meringankan gejala GERD. Benarkah santan dapat memicu GERD?

Justru sebaliknya, santan memiliki kandungan nutrisi yang memiliki manfaat mengatasi gangguan asam lambung termasuk refluks asam. Santan dapat meredakan GERD karena kandungan magnesiumnya. Dalam satu gelas santan mengandung sekitar 104 miligram magnesium. Cairan yang berasal dari perasan daging buah kelapa yang sudah matang ini lebih aman daripada susu sapi jika dikonsumsi oleh penderita GERD.

Kalau kamu ingin menetralkan asam lambung, konsumsi santan secara rutin. Namun, perhatikanlah pola makan sehari-hari. Misalnya, porsi makan yang terlalu banyak, makan larut malam. Asam lambung naik baru dikatakan sebagai penyakit kalau gejala ini muncul paling tidak 2 kali dalam seminggu.

Meski begitu, nggak boleh mengonsumsi dengan porsi banyak apalagi dimasak terlalu lama sampai keluar minyaknya. Bagaimanapun santan mengandung banyak kalori dan lemak dan jika dikonsumsi berlebihan tetap memberikan efek samping untuk tubuh. Santan banyak mengandung zat lemak. Diketahui lemak dicerna dalam waktu yang lama. Lamanya proses pencernaan merangsang sel-sel lambung untuk memproduksi asam lambung lebih banyak.

Tinggalkan komentar

    Berita Terkait