Situsehat.com - Indonesia adalah negara beriklim tropis yang menjadi habitat nyamuk. Ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih sangat tinggi. Bahkan, DBD adalah penyakit yang kerap ditakuti banyak orang karena bisa berakibat pada kematian. Hal itu karena terlambat mendapat penanganan medis.
Ya benar, DBD memang banyak ditemukan di daerah-daerah tropis dan sub tropis. World Healt Organization (WHO) mencatat Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Catatan ini terhitung sejak tahun 1968-2009.
Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Tahun 2015, Riskedas Kemenkes RI mencatat ada 1.200 orang meninggal dunia dari total 126 ribu kasus DBD di Indonesia.
Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya makin bertambah seiring meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Peningkatan kasus DBD di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh mobilitas penduduk yang tinggi, perkembangan wilayah perkotaan, perubahan iklim, dan yang terpenting rendahnya kesadaran masyarakat untukmenjaga kebersihan lingkungan.
Kok bisa penyakit DBD sebabkan kematian?
Demam berdarah dengue (DBD) beda dengan demam berdarah biasa. DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Demam berdarah dengue (DBD) dapat menyebabkan kebocoran plasma yang mengakibatkan perdarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba (syok), dan berujung kematian.
Komplikasi penyakit DBD dapat berujung kematian
Dibiarkan tanpa penanganan medis, DBD akan sembakin berkembang parah dan menimbulkan berbagai komplikasi. Salah satu komplikasi yang paling mungkin terjadi adalah kerusakan pembuluh darah dan kelenjar getah bening, yang dapat menyebabkan perdarahan.
Perdarahan akibat DBD biasanya ditandai dengan mimisan, gusi berdarah, dan/atau memar berwana keunguan yang terjadi tiba-tiba. Lambat laun perdarahan dalam ini dapat menyebabkan syok akibat tekanan darah yang menurun drastis dalam waktu singkat.
Terlebih, pasien DBD juga mengalami kebocoran plasma seperti yang telah dijelaskan di atas. Artinya, Anda akan tetap kehilangan cairan meskipun sudah banyak minum atau mendapatkan cairan infus. Inilah yang paling sering mengakibatkan terjadinya syok.
Jika DBD sampai pada tahap syok, kondisi ini disebut sebagai dengue shock syndrome (DSS) dan dapat menyebabkan kegagalan sistem organ yang berujung pada kematian.
Jangan sepelekan DBD
Perdarahan dan DSS bisa adalah dua komplikasi demam dengue yang mematikan. Kondisi ini memang jarang terjadi tetapi khususnya lebih berisiko pada orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak mampu melawan infeksi.
Jika ada tanda-tanda DBD memang perlu segera mendapat pertolongan medis. Jika perdaharan sudah parah biasanya akan dilakukan transfuse darah untuk mengganti darah yang berkurang.
Jika seseorang sampai kekurangan darah maupun kurangnya oksigen maka akan menganggu fungsi organ lainnya. Kalau dibiarkan pasien bisa mengalami kegagalan multiogran dan meninggal dunia.
Tinggalkan komentar